3.08.2010

♥ my dad is the best ♥

Selamat Jalan Fotografer Senior Ali Said

''Saya ini maju terus, tak pernah mundur.'' Begitulah kelakar rekan kami, Ali Said, yang meninggal pada Ahad (7/3) siang, di Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, secara mendadak akibat serangan penyakit jantung. Kalangan awak redaksi Republika terkejut ketika mendapat kabar kalau fotografer senior itu telah berpulang. Apalagi sepekan silam, sewaktu acara perpisahan atas pensiunnya dia bersama tiga rekan wartawan senior lainnya, yakni Ahmadun Y Herfanda, Ismantoro, dan Purwadi Tjitrawijata, lelaki kekar kelahiran Pare-Pare 20 Februari 1947 itu masih terlihat segar bugar. Namun, rupanya takdir berkehendak lain. Ali yang juga pernah cukup lama menjadi wartawan foto Majalah Tempo itu meninggal dunia. Dia meninggalkan dua orang istri dan empat orang anak yang semuanya perempuan. ''Padahal sampai semalam, Bang Ali masih menghadiri sebuah acara keluarga di sekitar Kalibata, Jakarta Selatan. Saat itu tak ada tanda apa-apa,'' kata seorang saudara Ali Said. Setelah itu, dia pulang ke rumahnya yang di Sukabumi. Rencananya, jenazah Ali akan dimakamkan di Tanah Kusir, Senin (8/3) pagi. Diberangkatkan dari rumah duka di Jl Ismail No 18, RT 06/RW 08, Rawa Belong, Jakarta Barat.Semasa menjalani tugasnya, Ali yang dikenal periang ini sangat suka membagi ilmu. Kepada para wartawan junior, dia seringkali mengajari seluk-beluk dunia fotografi jurnalistik. Menurut dia, sebuah foto peristiwa yang baik, lebih bermakna dari pada sejuta kata-kata. ''Foto jurnalistik harus mengesankan dinamis. Saya benci ketika melihat sebuah hasil foto berita yang mirip acara resepsi kawinan. Jangan juga koran penuh dengan foto orang salaman,'' kata Ali suatu ketika. Ketika melakukan editing atau pemasangan foto, Ali juga kerap berpesan, jangan sampai ada bagian tubuh dari objek yang terpotong. Sebab. mengenaskan apabila orang atau objek foto itu cacat. ''Selain itu, seorang fotografer harus sering berlatih mengasah kepekaan. Sebab, situasi yang menarik dari sebuah foto seringkali hanya berlangsung sekejap,'' kata peraih berbagai penghargaan atas fotografi jurnalistik itu. Kenangan manis itulah yang terpatri di setiap benak awak redaksi Republika hingga kini. Semoga segala jasa dan kebaikan dia mendapat ganjaran yang setimpal dari Ilahi. Dan, semoga semua kekhilafannya mendapatkan ampunan-Nya. Selamat jalan Bang Ali. ed:msubarkah

Republika online other news about him and click

No comments: